Apa Sih Asian Value?

“Asian Value” menjadi trending topic di masyarakat hari ini setelah viralnya podcast Total Politik dengan Presenter, Pandji Pragiwicaksono. Lantas apa sih sebenarnya “Asian Value” tersebut?

Asian Value diartikan sebagai nilai-nilai budaya Asia untuk mengimbangi budaya bangsa Barat. Nilai-nilai itu mengutamakan kerja keras, disiplin, dan juga ikatan keluarga yang kuat.

Nilai-nilai budaya Asia ini dicetuskan oleh pemimpin politik dan kaum intelek Asia. Mereka berpendapat bahwa kebangkitan ekonomi Asia Timur pasca Perang Dunia II dipacu oleh budaya Asia, yakni warisan Confusian.

Hal tersebut meliputi kerja keras, disiplin, frugal, Pendidikan, keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan social dan hormat kepada otoritas yang berkuasa. Di samping dari pada pencapaian prestasi pertumbuhan ekonomi, Asian Value sering diterangai dipertahankan demi kepentingan dari rezim otoriter yang berkuasa di Asia.

Konsep ini mendapat perhatian khusus publik saat dilontarkan oleh PM Singapura, Lee Kuan Yew. Selain Lee Kuan Yew, Mahatir Muhamaad dari Malaysia juga dianggap sebagai sosok yang terus mempopulerkan konsep Asian Values.

Bahkan, Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) mengaitkan nilai-nilai Asia dengan usulan Perjanjian Perdagangan Bebas Asia Timur dan Komunitas Asia Timur yang muncul dari KTT Asia Timur. Dia membela nilai-nilai Asia dengan menempatkan penekanan pada kerja sama di atas kompetisi.

Namun, konsep Asian value dikritik karena dianggap melanggengkan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Kritik mengenai Asian Value salah satunya termuat dalam jurnal European Journal of Humanities and Social Sciences (2023) oleh Yuniarti dan Rendy Wirawan.

Meskipun memiliki karakteristik yang mulia, nilai-nilai ini juga dapat memfasilitasi masyarakat untuk melakukan korupsi. Masyarakat Asia seringkali salah menggunakan nilai-nilai budaya mereka sebagai alasan untuk menyembunyikan tindakan korupsi.

Sistem politik dan birokrasi di negara-negara Asia, baik yang demokratis maupun otoriter, turut serta dalam menciptakan masyarakat korup. Dalam praktik korupsi itu, mereka memanfaatkan nilai-nilai Asia dalam praktik kehidupan politik, seperti korupsi, nepotisme, dan kongkalikong.

Secara umum, dalam konteks sosial, nilai-nilai Asia sering kali disalahpahami dan disalahgunakan untuk melakukan tindakan korupsi, misalnya melalui pemberian hadiah. Hal ini membuat korupsi di Asia menjadi lebih sulit dilacak dan tidak pasti apakah suatu aktivitas tertentu merupakan tindakan korupsi atau tidak.

Penulis : Youris Setyo, S.A.P.